LABUAN BAJO TERKINI – Aksi donasi merupakan kegiatan sosial yang dilakukan dengan mengumpulkan dana menyalurkan bantuan kepada pihak yang membutuhkan. Bantuan ini berupa sembako, pakaian layak pakai, alat tulis, hingga dana.

Kegiatan semacam ini tidak hanya memberikan manfaat bagi penerima, tetapi juga membangun rasa empati, solidaritas, serta memperkuat hubungan antara komunitas dan masyarakat.

Selain itu , Kepedulian sosial bukan hanya dimulai dari rasa prihatin, tetapi juga dari aksi nyata.

Hal ini yang dilakukan oleh salah satu organisasi mahasiswa UNIKA ST. Paulus Ruteng yaitu Himpunan Mahasiswa Wae Ri’i (HIMWAR).

Sejak tahun 2022, HIMWAR telah menjalankan berbagai kegiatan sosial, termasuk penggalangan dan penyaluran donasi kepada masyarakat terdampak bencana di wilayah Kabupaten Manggarai NTT dan sekitarnya.

Nikolaus Darmin Nanggo, selaku ketua HIMWAR kepada media ini, Senin 16 Juni 2025 menjelaskan, kegiatan ini pertama kali dirintis sebagai respon terhadap peristiwa Kebakaran rumah warga yang terjadi pada akhir tahun 2022.

Dari situlah muncul kesadaran kolektif bahwa mahasiswa harus hadir langsung membantu masyarakat, tidak hanya melalui suara, tetapi juga tindakan nyata.

“Kami mulai dari keresahan atas musibah yang menimpa masyarakat. Setelah, mendapatkan informasi terkait kebutuhan korban, kami melakukan kordinasi dan turun langsung kelapangan”, ungkap pria yang akrab disapa Armin itu

Proses pengumpulan donasi dilakukan secara kolektif, dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas. Mereka menyebar ke sejumlah titik strategis seperti perempatan jalan, lampu merah, pasa, SPBU, hingga kantor-kantor pemerintahan di Manggarai.

Bantuan yang dikumpulkan kemudian disesuaikan dengan kebutuhan korban, baik dalam bentuk uang tunai, pakaian, perlengkapan rumah tangga maupun makanan.

“Bentuk bantuan tidak selalu sama. Semua tergantung dari jenis bencana dan kebutuhan bencana dan kebutuhan korban. Kadang kami salurkan pakaian, alat tulis, makanan, atau dana. Tapi yang paling sering berupa uang karena lebih fleksibel untuk digunakan”, tambahnya.

Aksi serupa juga turut didukung oleh organisasi lain di lingkup kampus, salah satunya adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang diketuai oleh Dodi Erong.

Dalam beberapa momen darurat, BEM FKIP turut serta berkolaborasi dalam penggalangan dana, sosialisasi, hingga penyaluran bantuan ke lokasi bencana.

“Kami di BEM FKIP selalu siap untuk terlibat dalam kegiatan sosial, apalagi yang menyangkut kemanusiaan. Kolaborasi seperti ini penting agar solidaritas antar organisasi dan dengan masyarakat terus tumbuh. Ini bukan sekadar kegiatan, tapi panggilan nurani,” ujar Dodi.

Menurut Dodi, kehadiran mahasiswa dalam aksi-aksi seperti ini sangat dibutuhkan, terutama di tengah kondisi sosial yang penuh tantangan.

Ia juga menekankan bahwa kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa agar tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peka terhadap realitas sosial.

Salah satu penerima bantuan dan salah satu korban kebakaran rumah, Bertina, menyampaikan rasa terima kasihnya atas aksi kepedulian ini.

Ia mengungkapkan bahwa bantuan yang diterima bukan hanya meringankan beban secara materi, tetapi juga memberi kekuatan secara emosional.

“Di saat kami merasa sendiri, mereka datang dan menunjukkan bahwa kami tidak sendiri. Bantuan ini sungguh berarti, bukan hanya barang yang kami terima, tapi juga perhatian dan kepedulian mereka yang begitu tulus,” ujarnya haru.

Bertina juga menyampaikan bahwa hingga saat ini, bantuan dari pihak luar belum mereka terima, namun para mahasiswa telah bergerak lebih dulu dan menjadi yang pertama hadir.

Ia berharap aksi seperti ini terus hidup di lingkungan kampus sebagai bentuk nyata solidaritas antar sesama.

Lebih jauh, kegiatan donasi yang digagas oleh HIMWAR, BEM FKIP dan didukung oleh berbagi organisasi mahasiswa UNIKA St. Paulus Ruteng menjadi cerminan nyata bahwa kepedulian tidak mengenal status atau usia.

Mahasiswa bukan hanya agen perubahan di lingkungan kampus, tetapi juga ditengah masyarakat.

Harapannya, semangat solidaritas dapat terus menyala, menjadi budaya dan hidup dilingkungan kampus sebagai bukti bahwa dunia Pendidikan juga mampu merawat nilai-nilai kemanusian dengan aksi yang nyata.

 

 

Oleh: Delviana Klaudia Putri, Yohana Gualbetris Istilet, Regionaldus Vetran Tasing – Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris Unika St Paulus Ruteng Manggarai NTT