LABUAN BAJO TERKINI – Dalam dinamika kehidupan kampus yang penuh dengan lika-liku perjuangan, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memenuhi kebutuhan akademis saja tetapi juga harus memiliki mental dan spritualitas yang kuat.

Organisasi kerohanian memiliki peran penting dalam mempengaruhi mental mahasiswa melalui kegiatan positif seperti diskusi keagamaan, retret, dan kegiatan sosial. Organisasi ini diharapkan dapat membentuk karakter dan mental mahasiswa.

Organisasi di kampus berperan penting dalam mendukung kehidupan mental mahasiswa, menciptakan keseimbangan antara perkembangan intelektual dan nilai moral.

Universitas Katolik Indonesia St Paulus Ruteng di Kabupaten Manggarai NTT memiliki organisasi kerohanian bernama Holy Impact Ministry’ yang aktif dalam berbagai kegiatan di kampus dan luar kampus. Organisasi ini telah berdiri sejak tahun 2022 dan dikoordinasikan oleh drh .Yulia Nugraha.

Dalam wawancara kami pada 11 Juni 2025, kemarin , drh Yulia Nugraha menegaskan bahwa organisasi ini terbuka untuk semua mahasiswa dan tidak hanya untuk yang beragama Katolik.

“Meskipun sebagian kegiatannya lebih banyak ke Katolik kan. Holy impact ministry sendiri bertujuan untuk memberikan dampak positif terhadap orang lain”,ujar Yulia.

Selain daripada itu, lanjut dia, kegiatan dalam organisasi ini bukan hanya sekedar kerohanian saja tetapi para mahasiswa mengikuti kegiatan sosial ke Panti Asuhan, PKM, dan membuat kegiatan yang berguna bagi masyarakat diluar sana, sebab organisasi ini terbuka bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan minat dan bakat mereka, karna tidak ada batasan.

“Organisasi ini sendiri bekerja sama dengan badan pelayanan nasional seperti evata, badan pelayanan keuskupan karismatik, kevikepan, dan paroki -paroki”, tambahnya.

Yulia Nugraha juga mengatakan “Holy Impact Ministry juga memiliki progam terhadap mahasiswa yang memiliki krisis mental dan spiritualitas

“Pentingnya membangun komunitas yang didasarkan pada hubungan saling percaya, di mana semua anggota dianggap sebagai saudara”, katanya.

Dalam komunitas ini, anggota dapat berbagi masalah dengan teman tanpa khawatir informasi tersebut disebarluaskan. Ini menciptakan suasana saling mendukung dan bersama-sama mencari solusi untuk setiap masalah.

Holy Impact Ministry menyediakan bimbingan rohani melalui KRK, SHDR, dan program pembaruan rohani, sekaligus membina pengembangan iman. Organisasi ini mendorong para siswa untuk menjadi pemimpin penyembahan, menyanyikan lagu-lagu rohani di depan umat, serta terlibat dalam musik dan khotbah.

Pewarta menekankan peran anak muda dalam memberikan dampak positif bagi orang lain melalui kisah inspiratif dari kehidupan mereka. Organisasi ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa.

Bruder Armindo Melkianus Atok, ketua kerohanian dari Parodi Pendidikan Bahasa Inggris, juga menyampaikan pandangannya tentang peran penting organisasi kerohanian dalam pendidikan kampus.

“Peran utama organisasi kerohanian adalah sebagai wadah pembinaan karakter dan spiritualitas mahasiswa”, ujar Bruder Mindo, Ketua kerohanian EDSA, pada 12 Juni 2025.

Organisasi ini menjadi tempat bagi mahasiswa untuk memperkuat nilai-nilai moral, membentuk kedewasaan iman, serta menumbuhkan kepedulian sosial yang berlandaskan pada ajaran keagamaan, lanjut dia.

Saat ditanyai mengenai apa saja kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa/ mahasiswi dalam organisasi kerohanian yang di ketuai olehnya bruder menjelaskan beberapa kegiatan rutin yang sering mereka lakukan yaitu doa pagi bersama, pendalaman iman mingguan ( misa prodi), seminar pengembangan diri, pelayanan sosial, serta retret tahunan.

“Kami juga memiliki program mentoring rohani untuk mahasiswa baru agar mereka bisa beradaptasi secara mental dan spiritual di lingkungan kampus katanya.”urainya.

Ia juga memberikan pandangannya mengenai perubahan sifat dari setiap mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kerohanian yaitu, perubahan yang paling terlihat adalah pada sikap dan cara berpikir mereka.

“Mahasiswa yang aktif cenderung lebih tenang, bertanggung jawab, dan mampu mengatasi tekanan akademik dengan lebih baik”, terangnya, melanjutkan;

“Mereka juga menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap sesama, serta menunjukkan semangat kebersamaan yang tinggi” katanya.

Walaupun demikian ia mengungkapkan sifat apatis para mahasiswa dalam menjalankan organisasi di lingkup kampus.

“Tantangan terbesar adalah sikap apatis dan kesibukan akademik mahasiswa yang membuat partisipasi dalam kegiatan kerohanian menurun. Di era digital ini, banyak mahasiswa lebih tertarik pada hal-hal instan dan hiburan, sehingga kegiatan rohani dianggap kurang menarik atau tidak relevan”, katanya.

Jika sifat apatis itu ada pada siswa bukan berarti para pembimbing organisasi kerohanian hilang semangat dalam merangkul anggotanya, mereka memiliki cara yaitu dengan membuat kegiatan yang lebih kreatif dan relevan, seperti talk show inspiratif, podcast rohani, hingga kolaborasi dengan komunitas lain.

“Kami juga memperkuat pendekatan personal, mengajak mahasiswa secara langsung, dan menghadirkan figur-figur inspiratif untuk memberi kesaksian kehidupan yang menyentuh”. Kata Mindo.

Dengan adanya kegiatan positif ini diharapkan para mahasiswa selalu berperan aktif demi membentuk karakter dan juga menambah wawasannya.

 

 

Oleh: Yustina Gumut, Lidya Varani Dahung,Korentina.E.Buat dan Maria.L.A.Putri – Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris Unika St Paulus Ruteng Manggarai NTT