LABUAN BAJO – Warga Desa Komodo di Pulau Komodo Kabupaten Manggarai Barat merasa cemas karena pasokan listrik dari PT PLN semakin tidak menentu setiap harinya. Hal ini mengakibatkan banyak aktivitas ekonomi kreatif masyarakat terhenti.
“Kami sangat khawatir karena layanan listrik yang tidak stabil menyulitkan kami. Listrik sangat penting untuk pekerjaan kami dalam membuat souvenir patung komodo,” kata Caca, seorang pengrajin patung di Pulau Komodo kepada labuanbajoterkini.id, Selasa (2/12/2025).
Ia menambahkan bahwa beberapa pesanan patung komodo yang seharusnya bisa ia penuhi terpaksa dibatalkan karena minimnya pasokan listrik.
“Banyak pesanan yang tidak dapat kami kerjakan akibat listrik yang terbatas. Kami berharap pemerintah melihat masalah ini,” ujarnya.
Warga menduga mesin pembangkit tidak berfungsi dengan baik karena kekurangan bahan bakar atau mengalami kerusakan dan tanpa suku cadang.
Kita semua tahu bahwa masyarakat Pulau Komodo bergantung pada sektor pariwisata, terutama para pengrajin patung yang sangat memerlukan pasokan listrik dari PLN untuk mengolah kayu menjadi patung komodo yang menarik.
“Jika keadaan ini terus berlanjut, pendapatan kami bisa terganggu. Ini merugikan masyarakat,” tambahnya.
Keluhan lain yang muncul adalah terhambatnya pasokan air untuk kebutuhan warga sehari-hari. Sumur bor dalam di Desa Komodo yang digunakan untuk menyedot air bergantung pada mesin jet pump.
Warga yang menjual air bersih pun ikut terdampak karena listrik yang dibutuhkan untuk menyedot dan mengalirkan air dari darat ke kapal Pinisi yang melayani wisatawan di Taman Nasional Komodo tak lagi beroperasi.
Begitu pula dengan penyedia homestay yang mulai berkembang di Komodo, Akbar (40) melaporkan keresahannya kepada wartawan Labuan Bajo Terkini akibat mendapatkan komplain dari tamu terkait pemadaman listrik yang sering terjadi.
Beberapa warga yang mulai menanam sayuran di kebun mereka untuk program MBG bagi siswa siswi di Desa itu ikut khawatir karena air sulit mengalir untuk menyiram tanaman sayur.
Nelayan pun merasa cemas karena tidak dapat memproduksi es batu untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan, yang menyebabkan harga ikan merosot drastis.
Diketahui bahwa semua kebutuhan air minum untuk seluruh Pulau Komodo berasal dari lima sumur bor dalam yang dikelola oleh masyarakat dan BUMDES.
Mereka berharap pemerintah dan PLN segera menyelesaikan masalah ini agar aktivitas warga dan layanan kepada pengunjung di Taman Nasional Komodo, khususnya di Desa Komodo, tidak terhambat.










Tinggalkan Balasan