Dalam pengamatan wartawan media ini, sebagian sampah telah dibakar oleh nelayan, sementara sisanya terbawa ombak.
Haris, 43 tahun, warga Pasar Lama, menyatakan bahwa saat banjir, sampah ini terbawa ke laut dan kembali menumpuk di tepi pantai, “laut kita penuh dengan sampah plastik yang banyak.” ungkapnya.
Dijelaskan Haris, masalah ini dapat merusak reputasi Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium. Ia bahkan mencatat belum ada upaya serius dari pemerintah Kecamatan Komodo dalam menangani sampah tersebut.
Lebih lanjut kata dia petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manggarai Barat hanya membersihkan sampah di lokasi-lokasi yang sering dilewati wisatawan, sementara di Pasar Lama hingga Kampung Baru dibiarkan menumpuk.
Tak hanya Haris, Ahmad (34) juga merasa heran karena di tengah kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat berhasil meraih dua kali penghargaan Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan masing-masing pada tahun 2022 dan 2023.
Vinsensius Gande Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manggarai Barat, menjelaskan bahwa mereka berusaha untuk meraih penghargaan tersebut lagi tahun ini.
Penghargaan Adipura 2025 akan diumumkan pada Februari 2026, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup, dengan penilaian yang berlangsung dari Juli hingga Desember.
“Soal dua penghargaan Adipura sebelumnya, Pemda telah menunjukkan kinerja yang baik dalam pengelolaan lingkungan hidup perkotaan”, ujar Vinsensius, mengutip Floresa.co.id.
Lanjut Vinsensius, terkait kriteria penilaian itu oleh pihaknya telah di penuhi semua.
“Kami optimis untuk mendapatkan penghargaan Adipura tahun ini,” tambahnya,
Ia menyebut bahwa tim dari Kementerian Lingkungan Hidup telah melakukan penilaian di wilayah tersebut pada 19-23 Agustus, yang mana penilaian tersebut hanya mencakup area di dalam kota dan beberapa lokasi lainnya, termasuk Kampung Ujung.
Tinggalkan Balasan