LABUAN BAJO TERKINI – Labuan Bajo adalah Ibu kota Kecamatan Komodo dan Kabupaten Manggarai Barat (Mabar). Terletak di ujung barat Pulau Flores, menjadikannya primadona bagi wisatawan berpetualang yang hendak merasakan indahnya alam di Indonesia timur.

Adapun asal usul pemberian nama ‘Labuan Bajo’ oleh tetua terdahulu bukanlah hanya sekedar saja. Labuan Bajo berawal dari kata ‘Labuan’ yang artinya Pelabuhan atau tempat kapal atau perahu berlabuh atau berteduh. Sedangkan kata asal  ‘Bajo’ merujuk pada nama salah satu suku laut terkenal yakni suku bajo. Di yakini bahwa suku bajo merupaka orang pertama yang mendiami daratan pesisir kota Labuan Bajo pada masa itu.

4 Suku Pertama di Labuan Bajo, Apa Saja?

  1. Suku Bajo

Salah satu suku yang menghuni Labuan Bajo adalah Suku Bajo. Bahkan, asal dari nama kota ini diambil dari Suku  tersebut, seperti dikutip dari laman Pesona Indonesia. Suku Bajo terkenal akan kehebatannya dalam menjelajahi lautan, sehingga dijuluki si penjelajah atau pengembara laut, Dahulu kala, orang-orang Suku Bajo terbiasa hidup di atas perahu, atau nomaden. Mereka hidup dengan menjelajahi lautan, berpindah dari satu pesisir ke pesisir lain.

Karena hidup berdampingan dengan laut, maka Suku Bajo memiliki keahlian unik. Suku Bajo memiliki keahlian menyelam lautan hingga kedalaman 70 meter, hanya dengan sekali tarikan napas tanpa bantuan alat kecuali kaca mata renang.

Sejarah mengatakan, Suku Bajo berasal dari Kepulauan Sulu di Filipina Selatan. Mereka hidup di lautan lepas hingga masuk ke perairan Indonesia.

Di Tanah Air, Suku Bajo berada di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan wilayah Indonesia bagian timur lainnya.

  1. Suku Manggarai

Suku selanjutnya yang menghuni Labuan Bajo adalah Suku Manggarai, seperti dikutip dari Kompas.com (6/9/2022). Ferdinandus Moses dalam Buku Mengenal Manggarai di Nusa Tenggara Timur (2018), mengatakan, Suku Manggarai meyakini bahwa leluhur mereka asal dari daerah Minangkabau, Sumatera Barat, yang pernah berlayar ke Sulawesi kemudian ke NTT.

“Mereka tiba di Manggarai yang dulunya bernama Nusa Lale, persisnya di daerah Warloka dekat Labuhan Bajo,” (Moses, 2018: 7).

Nusa Lale merupakan sebuah kampung terpencil dan kecil yang kini disebut Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Flores, NTT.

Hal itu terbukti karena ditemuka peninggalan prasejarah zaman batu, berupa permukiman dengan bangunan batu dolmen, batu panjang atau disebut menhir.

  1. Suku Bima atau Mbojo

Masyarakat Suku Bima atau Mbojo juga turut menghuni Labuan Bajo. Mayoritas Suku Bima menempati Kabupaten Bima dan Kota Bima. Suku Bima sudah berada di wilayah tersebut sejak zama Kerajaan Majapahit.

Mendengar nama Bima, kita seolah diingatkan dengan toko Pandawa Lima, Bima. Konon, dahulu kala pada masa pemberontakan di Kerajaan Majapahit, Bima melarikan diri ke wilayah tersebut. Tokoh Pandawa Lima itu diangkat menjadi raja pertama di Kerajaan Bima.

Namun, Bima mengangkat anaknya sebagai raja dan ia kembali lagi ke Jawa.  Oleh sebab itu, kadang-kadang ditemui bahasa Jawa kuno yang digunakan sebagian Suku Bima atau Mbojo.

  1. Suku Bugis

Suku terakhir yang menghuni Labuan Bajo adalah Suku Bugis. Melansir dari laman Pemerintah Kabupaten Wajo, Suku Bugis tergolong dalam suku-suku Deutero Melayu yang masuk ke Nusantara, mayoritas di Sulawesi.

Kemudian, masyarakat ini mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara, dan pemerintahan secara mandiri.   Pada 1950 hingga 1960-an, Indonesia khususnya Sulawesi Selatan disibukkan dengan pemberontakan. Insiden ini mengakibatkan banyak orang Bugis meninggalkan kampung halamannya kemudian menyebar di seluruh Nusantara, termasuk ke Labuan Bajo.

Saat ini kota wisata kecil yang terletak di ujung barat Pulau Flores,Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai pintu gerbang menuju Taman Nasional Komodo yang selalu menawarkan keindahan alam dengan sejuta keanekaragaman hayati di dalamnya termasuk satwa langka varanus komodoensis atau orang asli menyebutnya ‘ORA’.

Beberapa wisata yang ada di Labuan Bajo termasuk pantai-pantai berpasir putih, pulau-pulau eksotis, serta kekayaan bawah laut yang sangat indah. Kota ini juga terkenal dengan keberadaan komodo, salah satu hewan eksotis di dunia.

Labuan Bajo merupakan destinasi populer bagi wisatawan yang mencari pengalaman snorkeling, diving, dan trekking. Selain keindahan alam, Labuan Bajo juga memiliki budaya lokal yang kaya dan keramahan penduduknya.

Dengan pertumbuhan pariwisata yang pesat, Labuan Bajo semakin dikenal di kancah internasional sebagai salah satu tujuan wisata terbaik di Indonesia.

Budaya lokal yang kaya dan keramahan penduduk setempat juga menjadi daya tarik tersendiri, memberikan pengalaman yang mendalam tentang kehidupan masyarakat Flores.

Labuan Bajo adalah salah satu magnet wisata andalan Indonesia. Kota yang dijuluki Seribu Sunset ini merupakan rumah bagi sejumlah suku yang menghuni Labuan Bajo.