LABUAN BAJO TERKINI – Komodo diperkirakan hanya tersisa sekitar 3.300 ekor di seluruh dunia. Bahkan, IUCN atau International Union For Conservation of Nature telah mengklasifikasikan hewan ini sebagai spesies terancam punah sejak tahun 2021.
Ada berbagai ancaman yang dihadapi komodo, mulai dari aktivitas manusia, kerusakan habitat, fragmentasi, inbreeding atau perkawinan sedarah, persaingan makanan dengan manusia, perubahan iklim, perdagangan ilegal, hingga penyakit zoonotik.
“Konservasi yang baik seharusnya berusaha meminimalkan kontak antara satwa liar dan manusia. Mengapa disebut satwa liar? Karena mereka harus dilepasliarkan,” ujar Aji Winarso, mahasiswa program doktor di Fakultas Kedokteran Hewan UGM, seperti yang dikutip dari situs resmi UGM, Jumat (26/9/2025).
Guru Besar Parasitologi dan pengamat satwa liar di Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Raden Wisnu Nurcahyo, juga menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi populasi komodo, termasuk penyakit parasit, infeksi cacing, serta penularan dari manusia.
Dia juga menyampaikan tentang konsep satu kesehatan satu kesejahteraan. Menurutnya, konsep ini merupakan kunci dalam upaya pelestarian komodo, karena kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
Ekosistem dapat menjadi tidak seimbang akibat eksploitasi alam yang disebabkan oleh pariwisata yang berlebihan, pencemaran sampah plastik, hingga kemungkinan penularan penyakit dari manusia ke hewan.
“Jika manusia ingin sehat, maka komodo juga harus sehat, dan lingkungannya pun harus dalam kondisi baik,” ujarnya.
Wisnu mengingatkan bahwa komodo bisa punah seperti halnya dinosaurus. Oleh karena itu, diperlukan penelitian, kebijakan, dan kampanye terkait keberadaan komodo sebagai satwa endemik di Indonesia.
“Konservasi komodo bukan hanya tentang menyelamatkan satu spesies langka, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan ekosistem, kesehatan manusia, dan identitas bangsa. Masa depan ‘naga purba’ Indonesia ini ada di tangan generasi sekarang dan yang akan datang,” tambahnya.
Tinggalkan Balasan