LABUAN BAJO – Senator Angelius Wake Kako, perwakilan DPD RI untuk Nusa Tenggara Timur, mendorong agar status pengelolaan Bandara Internasional Komodo Labuan Bajo ditingkatkan menjadi Badan Layanan Umum (BLU) pada tahun yang akan datang.
Dorongan ini diungkapkan seiring dengan hasil positif yang ditunjukkan dalam rapat Kunjungan Kerja Advokasi Komite II DPD RI di Labuan Bajo pada hari Jumat, 7 November 2025.
Angelius memberikan apresiasi kepada pengelola bandara, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU), serta semua pemangku kepentingan atas prestasi signifikan yang telah dicapai oleh Bandara Komodo.
“Dari jumlah penumpang, menjelang akhir tahun hasilnya sangat mengesankan, sudah mendekati satu juta penumpang, sementara kini berada di angka 950 ribu lebih,” jelas Angelius.
Dia juga menyebutkan bahwa penerimaan negara bukan pajak (PNBP) di bandara ini telah melampaui target selama tiga tahun berturut-turut, dan kini telah mencapai lebih dari Rp20 miliar.
Angelius mengungkapkan bahwa indikator positif ini menjadi alasan yang kuat untuk mendesak perubahan status pengelolaan bandara dari UPBU menjadi BLU.
“Ini bertujuan agar Bandara Labuan Bajo dapat secara mandiri mengelola sumber dayanya dan memanfaatkan potensi yang tersedia di bandara,” terangnya.
Sebagai bagian dari Komite II DPD RI, mereka berkomitmen untuk mendukung usulan peningkatan status ini kepada pemerintah pusat.
Dalam visi jangka panjangnya, Angelius memandang Labuan Bajo sebagai hub strategis untuk menghubungkan Indonesia dari barat ke timur melalui jalur selatan.
“Jika sebelumnya selalu ke Makassar di utara, mari kita gunakan jalur selatan menuju Labuan Bajo, Manggarai Barat,” tambahnya.
Kepala UPBU Komodo Labuan Bajo, Ceppy Triono, mengungkapkan bahwa fokus pengembangan tahun 2026 adalah pada ketahanan listrik.
“Dengan besarnya pembangunan yang direncanakan, diperlukan pasokan daya yang jauh lebih besar daripada yang ada saat ini,” ungkap Ceppy.
Ia juga menyampaikan, Bandara Komodo akan dikembangkan semaksimal mungkin agar memenuhi kriteria infrastruktur bandara internasional, dengan harapan pemisahan penanganan penumpang domestik dan internasional dapat terwujud di masa mendatang.
Ceppy menjelaskan lebih lanjut, bahwa panjang landasan pacu (runway) Bandara Komodo saat ini adalah 2. 750 meter dan lebar 45 meter, yang menurutnya sudah berada di “posisi titik ultimit”.
Apron bandara kini telah memiliki 8 tempat parkir untuk pesawat berbadan lebar, meningkat dari 7 tempat parkir sebelumnya.
“Jadi, kami telah siap untuk pengembangan pesawat berbadan besar, tetapi terminalnya juga kami rencanakan untuk diperluas,” tambahnya.
Angelius kembali menekankan dukungan DPD RI terhadap pengembangan ini. Dia mengungkapkan bahwa DPD RI telah menerima proposal pengembangan dari Bupati Manggarai Barat serta kesediaan pemerintah daerah untuk menghibahkan aset.
“Untuk apa membangun runway yang telah berada di posisi paten untuk A330 jika banyak penumpang yang datang tetapi kapasitas kita terbatas,” lanjut Angelius, menekankan pentingnya keseimbangan antara kapasitas runway dan terminal.
Dia menambahkan bahwa pemerintah daerah telah menyiapkan lahan untuk kebutuhan kargo, yang saat ini masih belum ada.










Tinggalkan Balasan