LABUAN BAJO TERKINI– Krisis sampah di Pulau Padar Taman Nasional Komodo menjadi sorotan. PT Palma Hijau Cemerlang, [PHC,] yang menjalankan program konservasi di kawasan itu, menyatakan keprihatinan terkait dampak pencemaran lingkungan terhadap satwa liar.

Direktur Utama PT.PHC, Dian Sagita, menceritakan pengalaman menyedihkan itu ketika timnya membersihkan sampah di Pulau Padar dan menemukan dua ekor rusa dalam kondisi mengenaskan.

Ia mengungkapkan keprihatinannya pasca melihat dua ekor rusa dengan kaki terjepit jerigen dan yang lainnya sedang makan bungkusan sampah plastik minuman sachet. Peristiwa krisis sampah plastik di Pulau Padar ini ia bagikan kepada wartawan labuanbajoterkini.id pada Senin, siang, [7/04/2025].

Kondisi Pulau Padar Taman Nasional Komodo kata Dian tidak berpenghuni dan tidak dapat dipastikan apakah sampah plastik di sana berasal dari pengunjung atau terbawa arus laut.

,”Jika rusa, yang merupakan mangsa utama komodo, mengonsumsi sampah, maka rantai makanan akan terganggu dan hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup komodo. Dian menekankan pentingnya masalah ini”, ungkap Dian.

Lebih lanjut PT.PHC kini tengah berkonsolidasi dengan Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) terkait penanganan akhir sampah dimaksud.

Dian menuturkan, total sampah yang sudah terkumpul ada ratusan karung, tapi pihaknya masih bingung akan dibawa ke mana.

“Padahal kami sudah punya Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan BTNK. Kami berharap segera ada solusi”, imbuhnya.

Untuk informasi, PT. PHC, dengan branding Padar Heritage Conservation, telah beroperasi di Labuan Bajo sejak 26 Oktober 2024 dengan melibatkan 18 personel.

Sejak November 2024, mereka mengumpulkan 540 karung sampah dari Pulau Padar utara, yang saat ini ditampung untuk mengukur volume sampah selama enam bulan terakhir.