LABUAN BAJO TERKINI – Di tengah citranya sebagai pilar infrastruktur Nusa Tenggara Timur (NTT), PT Floresco Aneka Indah kini berhadapan dengan sengkarut internal. Sengketa pemutusan hubungan kerja (PHK) 37 karyawannya telah sampai ke meja Kementerian Ketenagakerjaan.

Perusahaan, melalui kuasa hukumnya Erland Yusran, membantah tudingan PHK sepihak. Menurutnya, perusahaan hanya merumahkan karyawan sebagai langkah efisiensi. “Kalaupun ada wacana PHK, itu dimintakan oleh teman-teman (karyawan),” ujar Erland belum lama ini. Tawaran penyelesaian senilai Rp 300-400 juta pun sempat diajukan.

Namun, kubu pekerja punya cerita lain. Diwakili kuasa hukum Hironimus Ardi, mereka bersikukuh telah di-PHK dan menuntut pesangon lebih dari Rp 1,1 miliar, sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021. Buntunya mediasi bipartit dan tripartit di tingkat daerah memaksa mereka mengadu ke pemerintah pusat. Kontroversi ini menjadi noda di tengah reputasi setengah abad perusahaan yang telah menjadi tulang punggung pembangunan NTT.

Jejak Setengah Abad di Tanah Flobamora

Jauh sebelum sengketa ini mencuat, nama Floresco adalah sinonim dari pembangunan. Berdiri pada 4 Agustus 1972 perusahaan ini telah konsisten menjadi tulang punggung infrastruktur di NTT selama lebih dari 50 tahun. Perusahaan konstruksi yang berbasis di Ruteng, Manggarai ini telah menorehkan jejaknya melalui berbagai proyek vital yang membentuk wajah NTT.

PT Floresco Aneka Indah telah bertransformasi menjadi pemain utama dengan kualifikasi menengah di industri konstruksi. Dengan rekam jejak yang panjang, perusahaan ini membuktikan komitmennya untuk “turut membangun Indonesia menjadi lebih baik dan bermartabat,” sesuai dengan misi yang mereka emban.

Dipimpin oleh dewan direksi yang berpengalaman di bawah arahan Direktur Utama, Fransiskus Cristian Sumito, dan diawasi oleh Dewan Komisaris yang diketuai oleh Susana Terisno, perusahaan ini menunjukkan struktur organisasi yang solid dan profesional.

Kapasitas Komprehensif untuk Proyek Skala Besar

Salah satu keunggulan utama PT Floresco Aneka Indah terletak pada kepemilikan armada peralatan berat yang masif dan modern. Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi mandiri melalui tiga unit Asphalt Mixing Plant (AMP) dengan total kapasitas 160 ton per jam dan empat unit Stone Crusher berkapasitas total 300 ton per jam.

Selain itu, puluhan unit alat berat lainnya seperti Excavator, Motor Grader, Tandem Roller, Dump Truck berbagai ukuran, hingga Wheel Loader, memastikan perusahaan memiliki kemandirian dan efisiensi tinggi dalam eksekusi proyek. Kepemilikan aset ini memungkinkan PT Floresco Aneka Indah mengendalikan kualitas, biaya, dan jadwal proyek secara optimal.

Kekuatan ini didukung oleh lebih dari 200 tenaga kerja, termasuk tim inti yang terdiri dari insinyur sipil berpengalaman dengan kualifikasi S-2, S-1, dan D-3, serta ratusan tenaga terampil di lapangan.

Rekam Jejak Proyek yang Terbukti

Dalam tiga tahun terakhir, portofolio PT. Floresco Aneka Indah mencerminkan fokusnya pada proyek-proyek strategis di NTT. Proyek-proyek tersebut meliputi:

Pembangunan Jalan dan Jembatan: Mulai dari preservasi jalan nasional, rekonstruksi jalan kabupaten, hingga peningkatan jalan di destinasi wisata seperti ruas Dintor – Wae Rebo.

Infrastruktur Sumber Daya Air: Proyek raksasa seperti Rehabilitasi Bendung dan Jaringan Irigasi D.I. Mbay Kanan di Nagekeo dengan nilai kontrak mencapai lebih dari Rp 59 Miliar pada tahun 2023, menunjukkan kepercayaan pemerintah terhadap kapabilitas perusahaan dalam proyek kompleks.

Konstruksi Gedung: Pembangunan fasilitas publik seperti Gedung IGD, Rawat Jalan, dan OK di RS Pratama Watu Nggong.

Proyek-proyek bernilai puluhan miliar rupiah ini tersebar di berbagai kabupaten, termasuk Manggarai, Manggarai Barat, dan Nagekeo, membuktikan kemampuan perusahaan beradaptasi dengan beragam kondisi geografis di NTT.

Sebagian rekam jejak PT Floresco Aneka Indah.

Lima Dekade Mengabdi

Dengan pengalaman yang terbentang lebih dari setengah abad, perusahaan konstruksi ini telah menorehkan jejak panjang dalam mengerjakan berbagai proyek strategis, mulai dari jalan dan jembatan, jaringan irigasi, pembangunan gedung, hingga infrastruktur bandar udara.

Berawal dari sebuah perusahaan komanditer bernama CV. Flores. Co yang didirikan pada tahun 1972, perusahaan ini menunjukkan pertumbuhan dan profesionalisme yang pesat hingga bertransformasi menjadi Perseroan Terbatas (PT) Floresco Aneka lndah pada tahun 1998. Transformasi ini menjadi tonggak penting yang memperkuat kapasitas perusahaan dalam menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks di kawasan timur Indonesia.

Berdasarkan daftar pengalaman kerja yang dikutip media ini, portofolio PT Floresco Aneka lndah didominasi oleh proyek-proyek vital yang menjadi urat nadi perekonomian dan konektivitas masyarakat NTT. Proyek-proyek tersebut antara lain:

Preservasi dan Peningkatan Jalan Nasional: Perusahaan secara konsisten dipercaya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memelihara dan meningkatkan kualitas jalan di ruas-ruas penting seperti Ruteng – Reo – Kedindi, Labuan Bajo – Malwatar, dan jalan lingkar di berbagai kota.

Pembangunan Infrastruktur Daerah: Floresco Aneka lndah juga aktif dalam proyek-proyek yang didanai APBD, seperti pembangunan jalan di Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Nagekeo, yang secara langsung membuka akses bagi masyarakat di pelosok.

Proyek Strategis Nasional: Perusahaan ini turut andil dalam mendukung program prioritas pemerintah, termasuk pembangunan infrastruktur di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo, seperti pembangunan jalan akses bandara dan penataan trotoar kota.

Irigasi dan Ketahanan Pangan: Di luar jalan, Floresco Aneka lndah memiliki rekam jejak kuat dalam rehabilitasi dan pembangunan bendung serta jaringan irigasi, seperti proyek di D.I. Mbay Kanan dan D.I. Wae Laku, yang krusial untuk mendukung sektor pertanian.

Kepercayaan yang diberikan tidak main-main. PT Floresco Aneka lndah terbukti mampu mengelola proyek-proyek bernilai besar, dengan nilai kontrak mulai dari miliaran hingga puluhan miliar rupiah. Proyek-proyek terbaru di tahun 2024, seperti Preservasi Jalan Ruteng – Reo – Kedindi senilai lebih dari Rp 18,9 miliar dan penanganan Long Segment di Todo – Ramut senilai hampir Rp 17 miliar, menunjukkan bahwa perusahaan terus aktif dan menjadi pilihan utama bagi pemerintah.

Kemampuan perusahaan untuk berkolaborasi juga terlihat dari beberapa proyek yang dikerjakan melalui Kerja Sama Operasi (KSO), menandakan fleksibilitas dan kapasitas untuk menangani proyek berskala lebih besar.

Selama puluhan tahun, PT Floresco Aneka lndah tidak hanya membangun fisik infrastruktur, tetapi juga turut membangun konektivitas, membuka isolasi daerah, memperlancar distribusi ekonomi, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup masyarakat di NTT. Dengan rekam jejak yang solid dan komitmen yang tak tergoyahkan, Floresco Aneka lndah telah memantapkan posisinya sebagai mitra pembangunan andal bagi kemajuan daerah.

Baru tersandung PHK Akibat Efisiensi

Manajemen Floresco melalui kuasa hukum, Erland Yusran, menanggapi klaim PHK yang dilayangkan oleh 37 tenaga kerja. Ia menegaskan bahwa kebijakan “merumahkan” yang ditempuh saat ini merupakan strategi untuk mencegah terjadinya PHK massal, seraya menyebut selama ini belum pernah ada persoalan ketenagakerjaan di internal perusahaan.

Menurut dia, ketiadaan pekerjaan yang terjadi merupakan dampak dari efisiensi anggaran dari pusat yang turut berimbas pada iklim usaha nasional. Situasi ini dinilai serupa dengan kondisi yang dihadapi banyak perusahaan saat pandemi Covid-19.

“Kiat ‘merumahkan’ adalah bagian dari strategi perusahaan agar tidak terjadi PHK,” kata Erland, Selasa (10/6) kemarin.

Pihak perusahaan, kata dia, menyayangkan langkah yang diambil para pekerja. Ia mengklaim bahwa ke-37 tenaga kerja tersebut adalah sumber daya manusia yang tumbuh dan berkembang bersama Floresco. “Sangat disayangkan bila kebersamaan selama ini dinodai hanya karena perbedaan pendapat,” ujarnya.

Erland juga menyoroti eskalasi konflik yang dianggap tidak bertujuan mencari solusi. Dirinya menduga tindakan para pekerja, seperti memviralkan isu, membangun opini, hingga meminta perlindungan hukum langsung ke menteri dinilai sebagai bentuk intimidasi struktural yang prematur dan melangkahi proses yang semestinya.

“Perjuangan karyawan sepertinya bukan untuk mencari solusi, melainkan menambah sengkarut masalah,” katanya.

Ia pun mempertanyakan motif di balik pelaporan ke menteri, sementara proses mediasi tripartit di Dinas Ketenagakerjaan setempat belum mengeluarkan rekomendasi. Erland mengonfirmasi telah menerima undangan untuk mediasi ketiga yang dijadwalkan pada Jumat, 13 Juni 2025.

Ia menambahkan, mengingat para pekerja telah menggunakan jasa pengacara, Floresco berpendapat bahwa forum yang paling tepat untuk menguji sengketa ini adalah Pengadilan Hubungan Industrial (PHI). Dirinya menegaskan bahwa perlindungan hukum tidak hanya berlaku bagi karyawan, tetapi juga bagi perusahaan.

“Langkah-langkah karyawan ini akan kami kaji lebih mendalam. Bila telah dan berpotensi menimbulkan kerugian, maka kami akan ambil langkah-langkah hukum yang terukur,” pungkasnya.

Visi ke Depan

Sebagai anggota aktif Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), manajemen PT. Floresco Aneka Indah tidak hanya fokus pada bisnis, tetapi juga pada kontribusi nyata. Visi perusahaan untuk menjadi “Penyedia Jasa Konstruksi yang Handal, Profesional, dan Bermartabat”. “Bukan sekadar slogan, melainkan cerminan dari dedikasi kami selama puluhan tahun,” kata Cristian Sumito, Direktur Utama Floresco.

Dengan fondasi legalitas yang kuat, sumber daya yang mumpuni, dan portofolio proyek yang impresif, PT. Floresco Aneka Indah siap melanjutkan perannya sebagai mitra strategis pemerintah dan masyarakat dalam akselerasi pembangunan infrastruktur di NTT dan sekitarnya.