LABUAN BAJO TERKINI – Peran guru dalam pendidikan kini lebih dari sekadar menyampaikan ilmu. Di era modern, guru diharapkan menjadi lebih dari pengajar. Guru pun berfungsi sebagai orang tua kedua yang turut memantau perkembangan, membimbing karakter, serta menjadi pendukung emosional dan sosial bagi siswa.

Seperti halnya ketiga guru di SDK Ruteng 1, yakni: Wanto, Sofi, dan Santi. Mereka berbagi pandangan tentang makna dan tantangan yang dihadapi dalam peran sebagai orang tua kedua bagi siswa di sekolah itu.

Adalah Wanto yang menjelaskan peran guru sebagai orang tua kedua sangat penting dalam pendidikan saat ini.

“Hal ini memungkinkan guru untuk lebih dekat dengan perkembangan siswa, sehingga mereka dapat memantau pertumbuhan siswa tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga sosial dan emosional”, ungkap Wanto di Ruteng, Senin (12/05/2025).

Tak hanya Wanto, rekan seprofesinya, Sofi menegaskan bahwa tugas guru adalah membimbing karakter siswa dari kelas satu hingga kelas enam, yang merupakan tugas yang tidak mudah.

Santi yang juga seorang guru di sekolah itu ikut menjelaskan bahwa peran ganda guru membuat tugas mereka menjadi lebih kompleks di mana guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik dan harus memahami karakter siswa yang berbeda-beda.

Implikasi pada Kurikulum Pendidikan Guru di Masa Depan

Pentingnya perubahan kurikulum pendidikan guru semakin terasa seiring dengan peran guru yang semakin diperkuat sebagai orang tua kedua.

Santi dalam kesempatan itu menekankan perlunya guru untuk lebih memahami pribadi dan latar belakang siswa, tidak hanya dari apa yang terlihat, tetapi juga dari aspek sosial dan kesehatan.

Sedangkan Sofi menekankan pentingnya pemahaman untuk membantu guru menyesuaikan pendekatan pengajaran sesuai dengan kemampuan siswa, agar pembelajaran yang diberikan sesuai dengan kurikulum.

Sementara Wanto mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan bagi guru untuk fokus pada aspek non-akademik, termasuk perhatian terhadap perilaku siswa.

Tantangan dan Kepuasan dalam Peran Ganda

Sebagai guru yang sudah lama Mengabdi di dunia pendidikan, Sofi mengakui bahwa menjalankan peran ganda sebagai pendidik tidak mudah, dengan lebih banyak tantangan daripada kepuasan.

“Ya tantangan terbesarnya adalah memahami siswa secara individu, namun kepuasan muncul ketika siswa mampu menyimak dan belajar secara mandiri dari materi yang diajarkan”, ungkapnya.

Dilanjutkan Wanto juga menyatakan bahwa memahami siswa itu sulit, namun kepuasan muncul ketika ada siswa yang sebelumnya sulit dibimbing dan kemudian mengalami perbaikan.

Tak beda dengan Santi. Ia menjelaskan bahwa keseimbangan antara tugas mengajar dan peran emosional-sosial dapat dicapai melalui perencanaan yang baik.

“Sebagai saran guru harus membuat rencana dari awal semester agar waktu untuk pembelajaran dan peran sebagai orang tua bisa disesuaikan dengan baik”, kata dia.

Batasan-Batasan dalam Peran Guru sebagai “Orang Tua Kedua”Penting untuk mengenali batasan peran guru dalam kehidupan siswa.

Wanto menekankan bahwa ada batas yang tidak seharusnya dilampaui, seperti mengetahui hal-hal pribadi siswa yang tidak berkaitan dengan proses belajar.

Sebab peran guru sebagai “orang tua kedua” semakin penting dalam pendidikan modern.

“Tugas ini memerlukan pemahaman mendalam tentang siswa, kesiapan emosional, dan kemampuan pedagogis yang kuat”, kata Wanto.

Perubahan kurikulum pendidikan guru diperlukan agar mereka memiliki bekal yang memadai.

Meskipun tantangan besar dalam menjalankan peran ini, ada kepuasan ketika guru melihat perubahan positif pada siswa.

Namun, penting untuk menghormati batasan demi menjaga ruang pribadi siswa dan mendukung perkembangan mereka secara seimbang.

 

 

Oleh: Maria Klemensiana Edeng, Yohanes Yekrianto dan Susana D.N Sarifudin – Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris Unika St Paulus Ruteng Manggarai NTT