Kepala BNNK Rote Ndao, Lodovikus D. Moa bersama jajarannya, tak menyembunyikan apresiasinya. Di matanya, para duta muda ini bukan sekadar pemanis di panggung pariwisata. “Generasi muda memiliki peran strategis,” ujar Lodovikus, menekankan vitalnya keterlibatan mereka dalam perang melawan narkoba. Kehadiran para finalis, menurutnya, adalah angin segar. “Kami menyambut baik sinergi ini. Mereka bisa menjadi role model sekaligus corong informasi positif,” imbuhnya.
Di ruang pertemuan BNNK, para finalis tak hanya disuguhi data dan fakta. Mereka diajak menyelami tugas dan fungsi BNN, membedah situasi terkini penyalahgunaan narkoba yang mengintai Rote Ndao, hingga strategi pencegahan yang kini dan nanti digulirkan, utamanya yang menyasar kantong-kantong anak muda.
Grisela C. Tomasui, salah satu finalis, tak sekadar mengangguk paham. Ia lantang menyuarakan komitmen. “Kami siap menjadi pelopor dalam menyuarakan kampanye anti-narkoba,” tegasnya, “baik melalui kegiatan langsung di masyarakat maupun lewat media sosial.” Sebuah janji yang tak main-main dari generasi yang akrab dengan dunia digital.
Sebagai penanda keseriusan, para finalis pun membubuhkan dukungan pada program ambisius “Rote Ndao Bersinar” (Bersih Narkoba). Sebuah cinderamata kemudian menjadi simbol jabat tangan erat antara BNNK dan para calon ikon pariwisata itu.
Kunjungan ini, meski singkat, diharapkan bukan sekadar seremoni. Ia adalah titik awal dari sebuah kolaborasi panjang. Sebuah upaya merajut lingkungan Rote Ndao yang sehat dan produktif, seiring dengan denyut pariwisata yang kian bergema, berkelanjutan, dan tentu saja, bermartabat. Bebas dari bayang-bayang narkoba.
Tinggalkan Balasan