LABUAN BAJO TERKINI – Rapat Dengar Pendapat (RDP) Anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat dengan sejumlah LSM-Ormas terkait polemik privatisasi Pantai di Labuan Bajo nyaris ricuh. Rapat itu berlangsung di ruang paripurna DPRD setempat, Senin (28/4/2025) pagi.

Sejumlah aktivis yang hadir dalam RDP itu tampak adu mulut dengan Marten Mitar, salah satu Anggota DPRD dari Fraksi NasDem. Adu mulut bermula saat Marten Mitar mempertanyakan kepada pimpinan sidang terkait jumlah Ormas dan LSM yang diberi ruang untuk bicara sesuai dengan isi surat permohonan RDP.

“Berharap yang bicara itu harus sesuai dengan isi surat permohonan biar RDP ini berjalan lancar,” kata Marten Mitar sembari mengijinkan bicara ke Beni Nurdin selaku ketua DPRD yang memimpin sidang.

Tidak terima dengan permintaan Marten Mitar, salah satu aktivis Doni Parera langsung bereaksi dengan suara lantang. Ia menegaskan ke Marten Mitar RDP itu ruang bagi mereka untuk menyampaikan persoalan yang sedang terjadi di Manggarai Barat.

“Jangan batasi seperti itu, saya hanya menambahkan poin apa yang disampaikan oleh teman-teman LSM sebelumnya,” tegas Doni.

Tidak sampai disitu, aktivis lain yang tidak terima dengan usulan Marten Mitar adalah Rafael Taher. Rafael berteriak sembari menunjuk dan meminta Marten Mitar untuk diam.

“Kalian di sinilah penyebab masalah, kerja hanya tidur di ruang sementara Masyarakat banyak bergulat dengan berbagai persoalan” ujar Rafael.

“Kami bawa aspirasi di sini,” teriak Rafael.

Sementara itu Beni Nurdin meminta agar terlebih dahulu mendengarkan semua aspirasi dari LSM dan Ormas yang hadir.

Diketahui RDP terkait Privatisasi Pantai di Labuan Bajo ini digelar atas permintaan sejumlah LSM dan Ormas di Labuan Bajo nyaris ricuh.

Hadir dalam RDP itu antara lain Sekretaris Daerah Mabar, Fransiskus Sales Sodo, OPD terkait, Anggota DPR, LSM-Ormas. Selain itu, instansi vertikal antara lain Badan Pertanahan Nasional (BPN) Manggarai Barat, Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), KSOP dan KKP Provinsi Cabang Manggarai Barat.